Sabtu, 08 Oktober 2011

gunung teraktif di tata surya

Dari seluruh anggota Tata Surya, Io merupakan benda langit yang teraktif dan juga yang paling aneh secara vulkanik. Pengamatan yang dilakukan di Bumi, sebelum ada penerbangan ruang angkasa, pada satelit Yupiter yang semula di beri kode J31979 itu memperlihatkan karakteristik dan kondisi khas yang tidak dijumpai pada satelit alam yang lain. Dalam mitologi Yunani, Io adalah nama wanita cantik yang diubah oleh Zeus menjadi sapi. Io termasuk salah satu satelit Galilean, karena pertama kali diamati oleh Galileo di tahun 1610.
Kekhasan yang mencolok adalah fisiografinya dibentuk oleh kegiatan vulkanisme. Belerang dan belerang oksida mendominasi permukaannya, menjadikannya berwarna jingga kekuningan. Terdapat lebih dari 200 kaldera dengan diameter 20 kilometer, yang terbentuk oleh kegiatan vulkanisme yang berbeda dengan Bumi dan Mars. Herannya, di Io tidak terdapat kawah yang terbentuk oleh benturan benda angkasa seperti yang terlihat di Bulan, Mars, atau anggota Tata Surya yang lain.
Ada dua jenis aktivitas vulkanisme di Io. Yaitu aliran lava dari kaldera dan semburan materi kaldera yang menghasilkan pancaran ke atas berbentuk payung. Pemandangan yang terlihat indah ini diakibatkan rendahnya gravitasi (hanya seperenam gravitasi Bumi) dan tipisnya atmosfer. Yang menarik, aktivitas vulkanisme satelit berdiameter 3.632 kilometer dengan kerapatan 3 gram/cm3.
Pemandangan lebih spektakuler muncul ketika terjadi letusan gunung apinya. Sebagai contoh letusan dua gunungnya yang teraktif, yaitu Pele dan Loki, yang menghasilkan semburan hingga ketinggian 100 kilometer dengan kecepatan awal 3.000 kilometer/jam. Letusan Pele di tempat yang berjarak 600 juta kilometer (5 kali jarak Bumi-Matahari) dari Bumi di tahun 1991 berhasil diamati oleh Observatorium Fred Lawrence Whipple di Arizona, Amerika Serikat.
Pengamatan oleh wahana antariksa memberikan hasil yang lebih detail. Di tahun 1979, Voyager I berhasil memotret banyak sekali profil permukaan Io. Terlihat adanya proses erosi yang terus berjalan. Waktu itu, beberapa gunung api sedang meletus dan memuntahkan debu berkilo-kilometer tingginya.
Melalui detektor inframerah terekam keberadaan kaldera bersuhu 780-930 derajat Celsius. Temperatur ini sangat tinggi untuk ukuran obyek langit yang terletak jauh dari Matahari. Sedangkan temperatur di sekitar kaldera -1620 derajat Celsius. Perbedaan temperatur yang ekstrem.
Yang menarik dari Io adalah banyaknya kesamaan ciri-ciri permukaannya dengan daerah pegunungan di Bumi, seperti keberadaan bukit-bukit melingkar, plato-plato, tanah-tanah merosot, jeram-jeram dan dataran.
Penelitian Io begitu penting dikarenakan dapat membantu memahami aktivitas vulkanisme di Bumi. Meskipun letusan gunung api di Bumi tidak sedahsyat yang terjadi di Io, namun planet kita ini memiliki aktivitas vulkanisme yang lebih sulit diramalkan.

0 komentar:

Posting Komentar